paman arif dengan dada yang berdebar kencang, mengahadap pak yayok dan mommy.
pak yayok dan mommy saling berpandangan.
“Sudah, pak. bapak yang ngomong saja!”
“iya, ya, bu. begini loh, dik arif. sekarang kan bukan jaman siti nurbaya lagi. jadi keputusannya kami serahkan kepada uleng saja!”
“uleng! sini!”
“iya, mami mommy!”
uleng keluar dengan wajah tersipu malu. duduk disamping mommy.
“bagaimana uleng?” paman arif tak sabar menanti jawaban uleng. begitu juga pak yayok dan mommy.
sebuah anggukan lembut dari uleng, membuat paman arif mengembang senyumnya.
pak yayok dan mommy saling berpandangan.
“Sudah, pak. bapak yang ngomong saja!”
“iya, ya, bu. begini loh, dik arif. sekarang kan bukan jaman siti nurbaya lagi. jadi keputusannya kami serahkan kepada uleng saja!”
“uleng! sini!”
“iya, mami mommy!”
uleng keluar dengan wajah tersipu malu. duduk disamping mommy.
“bagaimana uleng?” paman arif tak sabar menanti jawaban uleng. begitu juga pak yayok dan mommy.
sebuah anggukan lembut dari uleng, membuat paman arif mengembang senyumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar