>> Andi Harianto <<
Seperti kemarin. Hari ini, juga lusa. Keindahan mu hanya bayang. DIRIMU, selalu yang melintas. Kutakut pagiku, karena malam membuatku lalai. Aku akan terus menyapamu. (chat box)
“Ayah! Kok, selarut ini engkau belum tidur?”
Turn Off Computer.
Rizal, bersegera masuk ke kamar. Empat anaknya sudah lelap tertidur. Si Bungsu, mengigau
“Bu, saya harus selesaikan pekerjaan proyek. Via email kata bos”.
“Iya, pekerjaan Ayah. Selesaikanlah. Anak kita butuh uang ke dokter”
Dialog berhenti. Nila istrinya, lelah. Kembali tertidur. Sedari tadi si bungsu rewel. Demamnya tinggi. Rizal pun memaksa diri terlelap. Bayangnya bercabang. Ada pesona gadis chat, pada yang mengaku perawan. Putri kecilnya sakit. Tidurnya diantar khayal maya. Semu, ekstase. Fasad.
*****
Lalu, di seberang maya sana.
“Kok chatnya, diputus begitu saja. Ditutup gombal lagi” Dewi bersungut jengkel.
A network cable is unplugged. Shut Down
Dewi pun masuk kamar. Lelah dia, dengan hidupnya. Dia dan dua anaknya ditinggal pergi suaminya. Juragan Karet.
Baca juga di halaman ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar