DesaRangkat - Warnet Nyimas, pukul 14.00 tampak D-wee menjadi sang operatornya. Keadaan lenggang.. sepi.. para klien sibuk dengan komputernya masing-masing. Demikian juga dengan D-wee, entah apa yang diketiknya tetapi seperti asyik sekali. Tadi dia bersama DEWA, ULENG.. sibuk merencanakan dan merancang tentang Klinik Sehat mereka.. dan meski belum bertemu kata sepakat yang 100% kelihatannya Klinik tersebut akan segera terlaksana. Nyimas Herda sebagai tante D-wee sepertinya okey-okey saja, meski jika klinik mulai aktif ada kemungkinan d-wee akan jarang untuk menggantikan dia jaga warnet.. tapi Nyimas Herda emang senantiasa memahami dan mendukung kegiatan-kegiatan yang positif..
Beberapa saat kemudian, terdengar sayup-sayup suara SMS dari HP D-wee yang ditarok di laci. dengan setengah hati D-wee mengambilnya dan membuka SMS tersebut. dan selesai membaca tanpa raut wajah D-wee sedikit berubah menjadi mendung.. padahal saat itu sorot matahari masih menantang menerobos jalanan depan menuju warnet Nyimas-desaRangkat.
Dan efek dari SMS adalah terhentinya aktifitas D-wee di komputer. dia kini matanya menatap tanpa kesan ke arah komputer-komputer yang tengah disibuk-sibukkan oleh para klien Warnet. tetapi itu tak lama karena kemudian ada suara berat menyapa,
“Assalamuallaikum mbak Wee…” sepemilik suara yang berkacamata tersenyum berdiri di samping meja operator.
“wa’alaikumsalam.. eeeh kang Dudi..” balas D-wee sedikit kaget. tadi lamunannya entah berkelana ke mana, sampai-sampai dia tidak mendengar pintu warnet dibuka dan menghantarkan seorang pemuda tampan berkacamata.
“penuh ya Wee..” tanya Dudi yang nama lengkapnya Dudi Rustandi, sambil matanya menjelajahi billing-billing warnet.. mencari yang tidak ada kliennya.
“iya kang.. ” D-wee masih terkesan lesu, entah apa bunyi sang SMS..
“boleh aku menunggu…” eeh ternyata Dudi berniat untuk menunggu saja, dan sepertinya dia memang tengah mencari kesempatan berdua-dua dengan D-wee. hehehehe.. hati-hati yang ketiga.. mbah syai… ton.. lho.
“eeh boleh kang.. ” D-wee menarik sebuah kursi buat Dudi.
tetapi kemudian keduanya berdiam diri, D-wee melanjutkan lamunannya yang terputus, sementara Dudi sepertinya tidak tahu harus bicara apa untuk memecah kebisuan yang tercipta.. sementara udara dalam warnet semakin dingin karena AC dan cuaca panas di luar yang berangsur teduh. dingin itu semakin dingin dan membeku.. satu persatu para klien merapatkan kerah bajunya.. apalagi kemudian rintik hujan turun satu persatu… nampak kelihatan dari kaca warnet yang bening..
“Waah hujan..” D-wee dan Dudi berbarengan buka mulut..
dan keduanya jadi ketawa berbareng.. kompakan sih.. akhirnya keduanya terlibat pembicaraan yang mengasyikan. D-wee pun sepertinya kembali ceria. SMS tadi tak lagi memberi kemurungan di wajahnya, sementara Dudi pun lega, dia menunggu klien lain menyelesaikan kegiatannya tanpa harus dengan kebosanan.. teng.. teng… teng…. jam dinding di warnet Nyimas berbunyi… jam 15.00 WIB…
….+ tamat..+
catt ” nggak ada Image nya ya… lagi nggak ada ide… selain tulisan.. hehehe
Beberapa saat kemudian, terdengar sayup-sayup suara SMS dari HP D-wee yang ditarok di laci. dengan setengah hati D-wee mengambilnya dan membuka SMS tersebut. dan selesai membaca tanpa raut wajah D-wee sedikit berubah menjadi mendung.. padahal saat itu sorot matahari masih menantang menerobos jalanan depan menuju warnet Nyimas-desaRangkat.
Dan efek dari SMS adalah terhentinya aktifitas D-wee di komputer. dia kini matanya menatap tanpa kesan ke arah komputer-komputer yang tengah disibuk-sibukkan oleh para klien Warnet. tetapi itu tak lama karena kemudian ada suara berat menyapa,
“Assalamuallaikum mbak Wee…” sepemilik suara yang berkacamata tersenyum berdiri di samping meja operator.
“wa’alaikumsalam.. eeeh kang Dudi..” balas D-wee sedikit kaget. tadi lamunannya entah berkelana ke mana, sampai-sampai dia tidak mendengar pintu warnet dibuka dan menghantarkan seorang pemuda tampan berkacamata.
“penuh ya Wee..” tanya Dudi yang nama lengkapnya Dudi Rustandi, sambil matanya menjelajahi billing-billing warnet.. mencari yang tidak ada kliennya.
“iya kang.. ” D-wee masih terkesan lesu, entah apa bunyi sang SMS..
“boleh aku menunggu…” eeh ternyata Dudi berniat untuk menunggu saja, dan sepertinya dia memang tengah mencari kesempatan berdua-dua dengan D-wee. hehehehe.. hati-hati yang ketiga.. mbah syai… ton.. lho.
“eeh boleh kang.. ” D-wee menarik sebuah kursi buat Dudi.
tetapi kemudian keduanya berdiam diri, D-wee melanjutkan lamunannya yang terputus, sementara Dudi sepertinya tidak tahu harus bicara apa untuk memecah kebisuan yang tercipta.. sementara udara dalam warnet semakin dingin karena AC dan cuaca panas di luar yang berangsur teduh. dingin itu semakin dingin dan membeku.. satu persatu para klien merapatkan kerah bajunya.. apalagi kemudian rintik hujan turun satu persatu… nampak kelihatan dari kaca warnet yang bening..
“Waah hujan..” D-wee dan Dudi berbarengan buka mulut..
dan keduanya jadi ketawa berbareng.. kompakan sih.. akhirnya keduanya terlibat pembicaraan yang mengasyikan. D-wee pun sepertinya kembali ceria. SMS tadi tak lagi memberi kemurungan di wajahnya, sementara Dudi pun lega, dia menunggu klien lain menyelesaikan kegiatannya tanpa harus dengan kebosanan.. teng.. teng… teng…. jam dinding di warnet Nyimas berbunyi… jam 15.00 WIB…
….+ tamat..+
catt ” nggak ada Image nya ya… lagi nggak ada ide… selain tulisan.. hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar