>> Uleng Tepu <<
Setengah sembilan, weker dalmatian di kamar mengonggong nyaring. Nona setengah sadar masuk ke kamar mandi. Mata beratnya dibawa serta. Byur…byur sepuluh menit beres. Rok krem yang terlipat rapi di atas kursi menjadi pilihan hari ini.
Sreet, bunyi resleting ditarik. Rok krem pas di tubuh. Nona terpaku.
“Sepertinya program penggemukanku sebulan ini berhasil”, gumamnya. Rok yang biasanya kedodoran dan miring kiri-kanan kini manis menggantung di tubuhnya. Dilihatnya pipi putihnya sedikit mulai berisi. Nona tampil cantik.
“Teman-teman takkan mengejekku kurus lagi. Badanku sudah berisi”. Riang langkahnya menuju kampus. Teman-temannya heran, Nona yang biasanya jutek kini riang.
Setengah empat sore, Nona berdiri di depan timbangan badan masih menggunakan rok kremnya. Ibunya berjalan mendekat.
“Roknya pas ya, sayang?”
“Iya Bu, pas.”
“Syukurlah…sudah Ibu jahit kemarin dua sisi di pinggangnya”.
.
Bisa juga dibaca di halaman Uleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar