Rabu, 05 Januari 2011

Kampung Tersembunyi…(Episode Cinta Rangkat # 63…)

12942157341008426050
Dari balik jendela kamar kos zwan yang berada di lantai 2, zwan memandang langit yang cerah dan semilir angin pagi yang membuat penlihatannya tak mau lepas dari pemandangan indah gunung naras. Entah akan kedatangan siapa lagi desa rangkat yang elok dan penuh dengan kehangatan ini, sehingga iapun tak ingin kembali ke kota asalnya dan memilih tinggal di desa rangkat. Seminggu setelah perjumpaan zwan dengan miss rochma, zwan memutuskan untuk menyewa kamar kos di tempat miss rochma tinggal. Dengan seizin mommy dan pak kades akhirnya zwan diperbolehkan untuk tinggal di desa rangkat.
Cuaca yang cerah disambut dengan hati yang gundah karena masih shock dengan kabar kedekatan mister GPS dengan putri narsis, zwanpun bergegas mengambil tas ranselnya dan meninggalkan kos. Tiba-tiba ia bertemu dengan miss rochma yang sedang menyemir sepatuhighheelsnya bersiap pergi mengajar.
“Pagi miss……mau ke pasar ya, kok nyemir sepatu” sapa zwan sambil menggoda miss rochma
“Ngawur kamu, oh iya..pagi zwannnn..wong mau pijet ke jeng pemi kok, masak kalah sama jeng pemi hahahaha” ujar miss rochma sambil tertawa dan sesekali mengelap sepatu kesayangannya
“hahahahaha…ada-ada aja, salam ya buat jeng pemi…eh, miss kalo ada guru yang manis..boleh dongggggg hahaha..just kidding!!!” ujar zwan genit sambil tertawa
“Husssttt, dasar kamu..iya nanti tak sampaikan ke jeng pemi. Kamu mw ke mana??pagi-pagi dah bawa ransel gitu…mbolang lagi???”Tanya miss rochma dengan wajah heran
“Hehehehe…iya,sumpek miss…jalan-jalan aja keliling desa siapa tau ada yang clingggggggg…..ihhierrrrrrrrr!!!!!!!!!Duluan yaaaa, bubbye..assalamualykum..!” jawab zwan sambil meninggalkan miss rohma dengan lambaian tangan
“Haaaaaaaaaaaaa,jahat ndak ngajak2…awassss ya!!!!wa alaykumsalam…” teriak miss rochma dengan muka cemberut, huft…!!!
Pelan-pelan zwan berjalan menikmati indahnya cuaca rangkat pagi ini, tak lupa MP3 selalu ia bawa dan dengarkan. Dalam hatinya ia ingin menghilangkan kegundahannya denganberjalan mengelilingi desa yang selama ini ia tempati. Sampai di depan warung kopi mas budi yang masih sepi hanya 5 orang saja yang bercengkrama dibawah pohon, zwanpun iseng menyapa dan mendekati warkop tersebut.
Sugeng enjing sedoyo (selamat pagi semua)…..” ujar zwan sok kenal sok dekat sambil cengar cengir. Tiba-tiba Ia mampir karena dari jauh arom bau kopi khas sudah tercium hingga ubun-ubun.
“Mas budi kopi 1…” ujar zwan dengan pedenya. Sontak beberapa warga yang sedang dudukpun tertawa
“hahahaha….saya mas hans mbak bukan mas budi, sejak kapan pentungan pindah ditangan mas budi” ujar mas hans sambil tertawa
“hadduh,maaf…warga baru jadi ya nddak tau mas hehehe” ujar zwan dengan wajah biru jingga dan sedikit malu
“Ini mbak yang punya restoran kopi mewah ini, namanya mas budi…ayo kenalan???hahahaha”ujar mas hans sambil menggoda mas budi dan zwan
“iyha hehe…saya zwan mas warga baru dari negri diatas langit, Malang…”
Setelah zwan berkenalan dengan para kopiner rangkat, ada mas budi, mas hans, rey, mas hikmat, dan mas lala. Zwanpun meneruskan perjalanan kembali mengelilingi desa rangkat. Tak lamapun zwan baru tersadar ketika tiba-tiba ia melihat jam tangannya, ternyata sudah 3 jam ia berjalan.
“Wowwww, jauh juga….capeknyaaa….” Ujarnya lirih
Zwanpun meneruskan perjalanannya menuju satu rumah yang tak jauh dari penglihatannya, sesampainnya di rumah tersebut zwan mencari penghuni rumah dan ia tak menemukan orang satupun. Berbeda jauh dengan kondisi rumah di desa rangkat, kali ini rumah tersebut terbuat dari kayu hutan dan atapnya dari daun seadanya. Saat duduk diteras rumah usang tersebut, tiba-tiba ada spasang suami istri dan 2 anak berjalan menuju arahnya. Satu masih di gendong, satunya lagi sudah bisa berjalan. zwanpun berbincang dengan keluarga itu, tidak disangka ternyata mereka sudah hampir 20 tahun berada di daerah tersebut. Tidak hanya keluarga mereka saja yang tinggal disitu melainkan ada + sekitar 21 kepala rumah tangga. Warga asing ini tidak pernah turun gunung, dulu mereka tersesat, tidak tahu jalan akhirnya mendirikan rumah di puncak gunung naras dimana jarak antara desa rangkat dengan perkampungan tersebut + sekitar 30 kilo. Zwan tidak tega melihat kondisi fisik dan rumah mereka, sepertinya zwan harus bergegas turun dan kembali ke desa rangkat untuk segera memberitahukan hal ini ke pak kades dan warga.
Sesampainya di desa rangkat zwan langsung menuju rumah pak kades, ia ingin menyampaikan kabar tesebut.
“Mom….” Teriak zwan sambil sesekali mengintip ruang tamu dari balik jendela
“Mommy….pak kadesss….ulenggg…..mas tani…..” teriak zwan dengan suara keras
“Ada apa zwan teriak-teriak???pada keluar semua kayanknya, jadi sepi…” sapa dewa yang sengaja keluar dari dalam rumah
Kebetulan ada dewa, zwanpun langsung menceritakan pertemuannya dengan warga di perkampungan puncak gunung naras tersebut. Dewa heran, karena yang ia tahu desa rangkat inilah satu-satunya desa yang ada di puncak gunung naras.
“Hahhhh????yang bener zwan..???” Tanya dewa dengan ekspresi wajah heran dan kaget
“Iya wa….aku juga tadi ndak sengaja kok nemuin itu” dengan wajah letih
“Yaudah, nanti aku sampaikan ke pak kades ya zwan…kamu sekarang pulang aja dulu, kok kayaknya lemes banget. Mau jamu???Ini ada jamu, bawa aja aku buat sendiri dari toga dibelakang rumah….” Ujar dewa sambil memasukkan botol jamu ke dalam tas plastik
“Makasih ya wa….gratis kan???hahahaha…” ledek zwan meninggalkan dewa
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
<< Just try to imagine,.,.,>>
Malang, 5 Januari at 16.10 pm

Tags: fiksirangkat, hmzwan, desarangkat
Sebarka

Tidak ada komentar: